Rehyangnews.com – Dalam beberapa waktu terakhir, perhatian masyarakat, khususnya pengguna media sosial dan grup WhatsApp, tersedot oleh berbagai informasi mengenai ancaman gempa bumi megathrust yang diperkirakan dapat menghantam sejumlah wilayah pesisir di Indonesia. Informasi ini menyebar dengan cepat dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah-daerah yang disebut-sebut sebagai wilayah rawan.

Kekhawatiran ini muncul setelah Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan adanya potensi gempa besar yang berpusat di dua zona megathrust, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Pernyataan ini disampaikan beberapa hari yang lalu dan dengan segera menjadi topik utama dalam berbagai diskusi publik.

Dalam penjelasannya, Daryono menyebutkan bahwa kedua zona megathrust tersebut memiliki potensi besar untuk mengalami gempa bumi karena sudah lama tidak terjadi gempa besar di sana. Zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut ini berada dalam kondisi yang dikenal sebagai “seismic gap” atau celah seismik, yang berarti wilayah tersebut telah lama tidak melepaskan energi seismik dalam jumlah besar. Dalam sejarahnya, gempa besar memiliki siklus yang dapat berlangsung hingga ratusan tahun, dan kondisi celah seismik ini menjadi tanda bahwa akumulasi energi di dalam lempeng tektonik mungkin telah mencapai titik kritis.

Provinsi Bengkulu, yang terletak di antara Selat Mentawai dan berada di titik pertemuan lempeng-lempeng aktif seperti Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, menjadikannya salah satu wilayah yang paling berisiko terkena dampak dari potensi gempa ini. Selain itu, Bengkulu juga dekat dengan Sesar Semangko, yang semakin menambah kerentanan wilayah ini terhadap bencana gempa bumi.

Menanggapi kekhawatiran ini, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, memberikan pernyataan resmi untuk menenangkan warga. Dalam kesempatan berbicara setelah mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) di Universitas Bengkulu, Gubernur Rohidin mengimbau seluruh masyarakat Bengkulu agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi informasi tentang potensi gempa megathrust ini.

“Fenomena alam seperti gempa bumi memang tak bisa diprediksi secara pasti, namun kita harus selalu siap dan siaga. Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada dalam menghadapi situasi ini,” ujar Gubernur Rohidin.

Ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan tentang mitigasi bencana. Menurutnya, kesiapsiagaan ini bisa dimulai dari memahami tanda-tanda awal terjadinya gempa, mengenal jalur evakuasi, dan mengetahui lokasi-lokasi yang aman sebagai tempat berlindung.

Selain kesiapan fisik dan pengetahuan tentang mitigasi bencana, Gubernur Rohidin juga menekankan pentingnya kesiapan spiritual dalam menghadapi ancaman bencana alam. Beliau mengingatkan bahwa bencana alam adalah bagian dari kehendak Tuhan, dan oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Bencana alam adalah takdir Tuhan yang tidak bisa kita hindari. Selain upaya-upaya fisik untuk mengurangi risiko, jangan lupa untuk selalu berdoa memohon perlindungan dari Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya,” tambah Gubernur.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah melakukan pemetaan wilayah yang dianggap sebagai zona merah atau wilayah berisiko tinggi jika terjadi gempa megathrust. Pemetaan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dan mengetahui daerah-daerah yang harus dihindari atau diwaspadai selama dan setelah terjadinya gempa.

Gubernur Rohidin juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah membentuk dan melatih kelompok pemuda siaga bencana di berbagai wilayah di Bengkulu. Kelompok ini memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi gempa, serta membantu dalam proses evakuasi jika bencana benar-benar terjadi.

“Kami sudah membuat peta wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak gempa, dan kelompok pemuda siaga bencana sudah kita siapkan. Mereka akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memahami dan mempersiapkan diri menghadapi bencana,” ungkap Gubernur Rohidin.

Gubernur Rohidin berharap masyarakat Bengkulu dapat menghadapi ancaman bencana ini dengan kepala dingin. Ia menegaskan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi potensi gempa megathrust. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, serta masyarakat untuk memastikan bahwa setiap orang siap dalam situasi darurat.

Penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan pemerintah daerah terkait perkembangan situasi. Menurut Gubernur Rohidin, informasi yang akurat dan terpercaya sangat penting untuk menghindari kepanikan yang tidak perlu dan memastikan bahwa tindakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada.

“Saya meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar atau hoaks. Mari kita bersama-sama menjaga ketenangan dan kesiapsiagaan, serta selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang,” tegas Gubernur Rohidin. (Mei)